Belum Terkuak Setelah Sebulan Kuburannya Dibongkar, Polisi Masih Menunggu Hasil Autopsi

Belum Terkuak Setelah Sebulan Kuburannya Dibongkar, Polisi Masih Menunggu Hasil Autopsi

MEDAN | RADARGEP.COM – Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumut belum bisa menyimpulkan penyebab kematian Ade Nurul Fadillah (19), calon pramugari yang tewas saat kursus di Sumatera Flight Education Center Medan pada 1 Oktober lalu. Meski Polisi dan dokter forensik telah membongkar kuburan untuk autopsi jenazah Ade pada 1 November lalu, penyebab kematian Ade belum terkuak.

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil autopsi dari RS Bhayangkara TK II Medan.
Nantinya, setelah hasil keluar akan dilakukan gelar perkara menentukan langkah berikutnya apakah kematian Ade merupakan tindak pidana atau bukan.

“Masih menunggu hasil dari RS. Nantinya, kalau sudah keluar hasil autopsi akan dilakukan gelar perkara,”ungkap Kombes Hadi Wahyudi, Rabu (4/12/2024).

Sebelumnya, seorang wanita bernama Ade Nurul Fadilah (19), warga Jalan Mandiri, Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara diduga meninggal tak wajar.

Keluarga menduga, korban tewas akibat dianiaya di asrama sekolah kursus penerbangan Sumatera Flight Education Center di Jalan Letjen Jamin Ginting, Komplek Citra Garden, Kota Medan.

Sebab, di tubuh korban diantaranya leher, rusuk dan punggung ditemukan diduga bekas memar akibat kekerasan.
Kuasa hukum korban, Thomy Faisal Sitorus Pane mengatakan, kejanggalan ini sudah dilaporkan ke Polda Sumut pada 23 Oktober lalu setelah mendapat kuasa dari keluarga korban.

Thomy mengungkap, korban didaftarkan ke dalam kursus dunia penerbangan Sumatera Flight Education Center pada 29 Juli 2024.
Saat diantar kakaknya, kondisi Ade sehat dibuktikan dengan hasil pemeriksaan kesehatan sebelum dimasukkan ke dalam asrama.

Ternyata, lanjut Thomy, pada Selasa 1 Oktober lalu sekira pukul 23:00 WIB, pihak keluarga mendapat telepon dari pihak asrama tempat korban belajar, kalau Ade sakit dan sudah dibawa ke Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (USU). Namun, 15 menit kemudian, pihak asrama menelpon lagi dan menyatakan korban sudah meninggal dunia.

“Tanggal 1 Oktober, jam 23:00 WIB pihak keluarga dihubungi oleh yayasan atau sekolah bahwa korban sedang sakit dan sudah dibawa ke Rumah Sakit USU. Tidak lama kemudian korban ini dinyatakan sudah meninggal dunia dan keluarga disuruh menjemput jenazah,”kata Thomy Faisal Sitorus Pane, Jumat (25/10/2024).

Usai mendapat kabar korban meninggal, pihak keluarga datang ke RS USU untuk menjemput jenazah. Disini pihak keluarga juga sempat bertemu salah satu dokter yang menangani.

Rupanya, dokter tersebut menyatakan kalau Ade sudah meninggal dunia sebelum tiba ke rumah sakit. Bahkan, tim medis belum sempat menanganinya. Hal inilah yang jadi tanda tanya pihak keluarga karena kematian korban singkat dan janggal. Sementara itu ketika pihak keluarga menanyakan ke dokter, malah dokternya bilang dia belum sempat menangani korban.

Setibanya jenazah di rumah duka, pihak keluarga mau memandikan jenazah ternyata didapat sejumlah diduga lebam membiru di tubuh korban. Lebam ini diduga akibat penganiayaan yang menyebabkan kematian. Lalu, yang lebih terlihat ketika dimandikan. Ketika dimandikan terlihat ada lubang mayat seperti bekas cekikan.

Thomy mengungkap pihak kursus dunia penerbangan tempat korban belajar tidak menjelaskan apapun. Mereka cuma bilang Ade sakit, tanpa menjelaskan sakit apa.

Sumatera Flight Education Center Medan membantah Ade Nurul Fadillah, siswi kursus calon pramugari asal Kisaran tewas akibat dianiaya.
Kuasa hukum Sumatera Flight Education Center Medan, Hendra Manatar Sihaloho mengatakan, tidak ada senior dan junior di tempat belajar tersebut.

Dari hasil keterangan yang diperoleh sekolah, korban disebut orang baik dan tidak mempunyai musuh. Di sekolah ini tidak ada namanya junior senior, tidak ada tindak pembullyan, kekerasan, makanya kita agak kaget juga.

“Jadi, yang perlu saya terangkan di sini, almarhum ini orang baik, tidak ada musuh, dan baru dua bulan dia berada di sekolah ini. Makanya kita kaget juga dengar berita itu,” kata Kuasa hukum Sumatera Flight Education Center Medan, Hendra Manatar Sihaloho, Selasa (29/10/2024).

Terkait tewasnya Ade, Hendra menyebut korban sempat mengalami sakit kepala hingga teriak luar biasa, sebelum meninggal dunia.
Sakit kepala ini diduga sudah lama dialami korban dan Ade disebut kerap mengkonsumsi obat-obatan yang dibeli dari warung.
Saat itu, teriakan Ade didengar oleh rekan sesama di asrama hingga membuat panik.

Karena takut, rekan korban memanggil pengasuh di asrama dan membawanya ke klinik kurang lebih berjarak 50 meter.
Pihak klinik kemudian menyarankan agar korban dibawa ke rumah sakit.

Dalam perjalanan ke rumah sakit inilah korban diduga meninggal dunia karena setibanya di RS USU, korban dinyatakan meninggal dunia.

“Jadi, habis dari klinik menyampaikan harus langsung dibawa ke rumah sakit. Jadi ketika dibawa ke rumah sakit USU, rupanya disampaikan sudah meninggal, belum ada penanganan memang saat itu.”

Mengenai ada memar yang disebut bekas cekikan, keterangan yang diterima Hendra dari pihak medis, memar bisa terjadi beberapa faktor, salah satunya penyakit jantung.

“Memang jadinya agak biru, disampaikan dokter, ya dugaan dugaannya banyak kata dokter, salah satunya bisa jantung, cuman kan belum dilakukan rekam medis. (Dina Kesuma)

Komentar Via Facebook :