Dugaan Kasus Pajak PT SGP, Dirut SGP : Saya Berikan Klarifikasi Dalam Minggu Ini
PEKANBARU | RADARGEP.COM -- Investigasi lapangan team Media dan beberapa LSM pada hari Jum’at, tanggal 24 November 2023 menelusuri permasalahan PT Suntara Gaja Pati (SGP). Tim menemui beberapa kelompok masyarakat yang memiliki kebun Kelapa Sawit sekitar wilayah PT SGP.
Ketika mencari informasi kepada kelompok masyarakat tempatan yang sedang memuat hasil Tandan Buah Sawit (TBS), ada beberapa kelompok masyarakat yang mau dikonfirmasi dan memberikan keterangan kepada tim investigasi dari Wartawan dan LSM.
Ketika para Awak Media menanyakan kepada Kelompok Masyarakat tentang asal usul perkebunan Sawit nya membeli dari pihak mana? Kelompok Masyarakat ini mengatakan, hasil garapan sendiri.
Ketika ditanyakan mengenai permasalahan PT SGP, mereka menjawab tahu, bahkan mereka tau disitu berdekatan dengan PT RUJ.
Ketika ditanya apakah kelompok masyarakat tau dahulu kebun PT. SGP, apakah Semak Belukar atau Hutan? Mereka menjawab, di sana dahulu Hutan Lebat, banyak Kayu besar, bahkan ada Harimau dan jalan dulu tidak sebagus jalan sekarang.
"Dulu sulit untuk jalan karena kondisi jalan nya. Kami lahir di sini dan keluarga kami juga dulu pernah kerja di PT. SGP sebagai Operator Sinso. Kayu nya memang besar-besar, banyak dan padat bahkan ada Kayu Ramin nya," sebut Warga.
Ketika tim Media menanyakan “dari mana Bapak-Bapak tau semua ini?” Warga menjawab “iya taulah pak, kami juga ikut kerja dan keluarga kami ada ambil kayu juga seperti Kayu Kompas, Kayu Seminai, dll.
"Kami jual ke Kilang Kayu, Kayu Ramin nya banyak, tapi di ambil PT. SGP, itupun kami ambil yang di pinggir Sungai biar bisa di rakit pakai Drum, itupun kadang di tangkap sama Security perusahaan," ungkap Warga tempatan ini.
Saat giliran LSM bertanya “apa bapak penduduk asli di sini?” Jawabnya “iya pak, kami lahir dan besar di Rokan Hilir (Rohil). Dulu tidak ada jalan tembus ke Dumai, tapi sekarang sudah ada jalan tembus nya. Pada jaman dulu Datuknya banyak”.
LSM bertanya lagi, “Datuk itu apa?” Jawabnya “Harimau pak, pokoknya dulu Kayunya luar biasa lah pak”
LSM bertanya lagi, “kalau bapak tau dulu Kayu nya dibawa kemana ya pak?” Jawabnya “kami kurang tau juga pak, setau kami cuma di letakkan di pinggir Sungai dan di muat ke Ponton lalu di bawa ke Ujung Tanjung, Rohil.
"Kami sering belanja ke Ujung Tanjung, kami ada melihat tumpukkan Kayu potongan pendek, katanya di bawa ke PT. Indah Kiat (IKPP), tapi Kayu Log nya kami tau di jual ke PT. Arjuna, perusahaan pembuat Triplek, setelah itu kami dengar waktu razia besar besaran, Direktur nya di tangkap Polisi dan di sini tutup sampai kami tidak bisa kerja," tutur Warga.
LSM bertanya kemudian, “siapa nama Direktur nya?” Jawabnya “tidak tau kami pak, yang kami dengar Direktur lapangan ditangkap dan bos besarnya kabur, dan yang kami tau ada Kayu Ramin yang ditimbun pakai Kayu dan di atasnya di kasih Kayu Log, karena dapat info ada razia dan mereka kerja malam, jadi kami tidak tau prosesnya.
"Setahu kami, Kayu Ramin tidak bisa lama di darat, kalau tidak di kasih obat. Bahkan dulu ada kebakaran di PT. SGP, karena itu kami tidak pernah main Kayu lagi, makanya kami sekarang urus kebun Kelapa Sawit," ucapnya.
LSM bertanya “kenapa harus di kasih obat pada Kayu?” Jawabnya “karena kalau tidak gitu habis dimakan Kumbang, Kayu Ramin mahal dan dilindungi hampir sama kayak Kayu Kulim”.
Dari tim LSM dan Wartawan bertanya “apabila tim investigasi gabungan ini membuat laporan ke instansi terkait baik itu Dirjen Pajak, KPK RI maupun ke Kejaksaan Agung, apakah mau membantu kami menjadi Saksi jika diperlukan?”
Jawabnya “tidak maulah pak, karena jadi Saksi harus bolak balik karena kami tidak ada biaya, tapi kalau biaya dari bapak bapak kami siap saja jadi Saksi”.
Tim menduga kuat, bos PT SGP, Sunarta kebal hukum karena Aparat Penegak Hukum (APH) tidak berani menangkapnya. Padahal, ada catatan tertulis diduga dari Dokumen PT. SGP bahwa ada uang "Biaya-Biaya Setan" sebesar Rp 5.550.000.000 (lima miliar lima ratus lima puluh juta). Bos PT. SGP ini diduga lihai atur mengatur hingga menyuap oknum pejabat sehingga bisnis nya lancar dan laris manis.
Berkaitan dengan kronologis usaha PT. SGP sebagaimana di ceritakan kelompok Masyarakat yang domisili di sekitar kawasan PT. SGP antara Rohil dan Dumai, bos PT. SGP, Sunarta yang sudah sekian kali dikonfirmasi Awak Media melalui WhatsApp Nomor 08127512 XX3, namun tetap bungkam tidak mau membalas.
Sementara dari berita-berita yang sudah viral terkait PT. SGP ini, pada Minggu lalu Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Riau, Mamun Murod menjawab konfirmasi Awak Media mengatakan bahwa, PT. SGP masih mengelola Kayu sampai sekarang.
Direktur PT. SGP, Darlis menjawab konfirmasi Media ini melalui Telpon WhatsApp 0812755 XXX3 pada Senin siang, (27/11/2023, Pukul 12.32.WIB mengatakan, akan menjadwalkan waktu dalam Minggu ini untuk memberikan keterangan klarifikasi terkait PT SGP.
"Terima kasih sudah memberikan info tentang PT. SGP, nanti dikirim melalui WA nama biar saya simpan. Saya jadwalkan kita ketemu dalam Minggu ini untuk klarifikasi hal menyangkut PT. SGP. Salam kenal Bang," kata Darlis dengan cukup ramah melalui pesan WA yang dia kirim ke Awak Media.
Kemudian, Awak Media ini melanjutkan konfirmasi dengan kembali menghubungi Komisaris PT. SGP, Sunarta pada Pukul 12.44.WIB, namun Sunarta tidak mengangkat Telpon nya. (Tim / Bersambung..)
Komentar Via Facebook :